Puisi Ini dinda Berjudul Sekat sekat 1 Bait 10 Baris
I
Sekat sekat
© Ini dinda
Kita berpuasa dari mengamini amin
Mantra mantra yang berjejeran
Serta sebusur senyum yang berpulang
Hari hari lalu kekal
Sebab sepi ialah sekat sekat duka nona
Yang menjamah alur alur di tubuhmu
Hingga subuh hingga fajar mematung
Dan kau suka mensetiai kegundahanku
Perihal percaya
Semesta berhenti berdoa
Puisi “Sekat sekat” menyuguhkan gambaran yang puitis tentang perasaan sepi dan kerinduan, yang terpadu dalam permainan kata yang menyentuh. Penggunaan frasa seperti ‘sekta duka nona’ dan ‘semesta berhenti berdoa’ menciptakan nuansa yang mendalam dan memikat. Emosi yang tercermin dalam puisi ini sangat kuat, menggambarkan perjalanan batin yang kompleks. Namun, meskipun keindahan bahasa yang digunakan cukup menarik, ada beberapa bagian yang terasa agak membingungkan, sehingga mungkin memerlukan interpretasi lebih lanjut. Keaslian ide yang diusung cukup segar, tetapi ada elemen yang mungkin terasa familiar bagi pembaca yang akrab dengan tema kesedihan. Kedalaman makna yang dihadirkan cukup memuaskan, meski tidak sepenuhnya mengejutkan. Elemen kejutan dalam puisi ini cukup minim, sehingga pembaca mungkin tidak menemukan twist yang tak terduga. Secara keseluruhan, “Sekat sekat” berhasil menyentuh hati, meskipun ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal kejelasan dan eksplorasi ide. Puisi ini adalah contoh yang baik dari keindahan puisi kontemporer yang mampu menggugah perasaan, namun dengan sedikit lebih banyak kejutan, ia bisa menjadi karya yang lebih kuat.