Puisi Abrar Rabbani Berjudul Segenang Petang 1 Bait 7 Baris
A
Segenang Petang
© Abrar Rabbani
matahari melorot sepinggang bukit
dan hujan jingga yang tiada habisnya mengguyur
menggelar banjir di sepanjang aspal selurus rumahmu
asap rokokkku asyik berenang renang
sedang aku tenggelam muram
kulirik spion motor tuaku
kuharap kita hanyut berdua
Puisi “Segenang Petang” menghadirkan gambaran yang kuat dan puitis tentang momen transisi antara siang dan malam, dengan penggunaan imaji yang kaya dan penuh warna. Penulis berhasil menciptakan suasana melankolis melalui visualisasi matahari yang melorot dan hujan jingga yang tak kunjung reda, yang menggambarkan perasaan kerinduan dan kesedihan. Frasa ‘asap rokokku asyik berenang-renang’ memberikan nuansa keintiman yang mendalam, namun sekaligus menandai ketidakpastian dalam hubungan yang diharapkan dapat berlanjut. Selain itu, penggunaan kata-kata sehari-hari dalam konteks puitis memperkaya keindahan bahasa dalam puisi ini. Namun, meskipun puisi ini sangat menyentuh, elemen kejutan dalam penyampaian ide terasa kurang, sehingga pembaca mungkin dapat menebak arah makna yang ingin disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menimbulkan resonansi emosional yang mendalam, sekaligus menggugah imajinasi pembaca tentang keindahan dan kesedihan yang saling berkaitan dalam hidup.