Puisi eka tekno Berjudul secangkir kopi rindu 4 Bait 13 Baris
e
secangkir kopi rindu
© eka tekno
Pahitnya merindukanmu ibarat kopi robusta,
yang tidak tahu kapan ia berbunga,
seperti dirimu yang entah kapan ku harus melupakan, namun hanya diberikan kepahitan tanpa kemanisan.
senyumanmu ibarat sebuah creamer pekat, menenggelamkan kepahitan dari kopi robusta,
tapi menipu rasa,
keaslian rasa cinta yang engkau ucapkan.
aku ingin dirimu itu seperti kopi arabika,
yang pasti akan kapan ia berbunga,
dengan suhu yang dingin namun pasti,
matang dan jatuh.
aku baristanya yang akan mebuatkan secangkir kopi, peneman hati kita berdua,
bercerita kecocokan diri,
menjadi secangkir kopi peneman hati yang sunyi
Puisi berjudul “secangkir kopi rindu” berhasil menghadirkan gambaran yang kuat mengenai kerinduan dan cinta yang kompleks melalui metafora kopi. Penulis dengan cermat membandingkan rasa pahit dan manis dari kopi dengan nuansa cinta yang penuh harapan sekaligus kepedihan. Penggunaan istilah seperti ‘kopi robusta’ dan ‘kopi arabika’ memberikan kedalaman pada imaji yang ditawarkan, menciptakan kontras yang menarik. Namun, ada beberapa bagian yang terasa sedikit berulang, yang dapat mengurangi efek emosional secara keseluruhan. Meskipun demikian, penulis berhasil menciptakan suasana intim dan hangat. Secara keseluruhan, puisi ini menunjukkan keindahan dalam kesederhanaan dan keunikan, meskipun ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam mengenai tema yang diangkat.