Puisi Florizty Anshori Berjudul Sebutir Debu 3 Bait 9 Baris
F
Sebutir Debu
© Florizty Anshori
Aku hanya sebutir debu yang memburamkan kilau
tak pantas berada diatas suci
tak bisa menghindar
saat angin hembuskan aku untukmu, lalu terbang
Aq hanya kecewa bagai hampa mengharap udara,
atau debu ditengah gersang
mengharap hujan
hentikan angin membawaku terbang
Oleh: Florizty Anshori, 13 Februari 2014
Puisi “Sebutir Debu” karya Florizty Anshori menghadirkan gambaran yang kuat tentang kerentanan dan harapan dalam konteks hidup yang sering kali penuh dengan ketidakpastian. Penggunaan metafora ‘sebutir debu’ sangat efektif dalam menyampaikan pesan bahwa kita semua adalah bagian kecil dari sesuatu yang lebih besar, dan terkadang tidak berdaya dalam menghadapi angin kehidupan. Emosi yang terungkap jelas terasa, terutama dalam ungkapan rasa kecewa dan harapan yang hampa. Namun, meskipun bahasa yang digunakan cukup puitis, beberapa frasa terasa agak rumit dan bisa disederhanakan untuk meningkatkan daya tarik. Ide yang diusung cukup orisinal, tetapi tidak sepenuhnya mengejutkan, mengingat tema kerentanan adalah tema yang umum dalam puisi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati, tetapi masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal keindahan bahasa dan kedalaman makna.