Puisi nurlena arna Berjudul saat aku menyatu dalam tubuhmu 1 Bait 16 Baris
saat aku menyatu dalam tubuhmu
Ketika dulu aku masih menyatu dalam ragamu..
Ku temukan Sebuah kehangatan serta keindahan di dunia itu..
Kemanapun jejak kakimu melangkah, ragaku selalu ikut menyatu dalam tubuhmu..
Tak sedikutpun aku rasakan keluhanmu dengan kehadiranku di tubuhmu yang ku anggap itu adalah duniaku..
Dan hanya suara kasih sayanglah yang selalu kudengar dalam menanti kehadiranku..
Hingga tibah saatnya..
Tuhan menakdirkan aku untuk keluar dari kenyamananku menuju pada dunia baru..
Gema suara adzan yang pertama kali kudengar telah menyambut kedatanganku didunia baru ini ialah ayahku..
Tuhan..
Seperti inikah dunia yang ingin kau perkenalkan padaku.
Dunia yang penuh dengan tantangan dan ujian dalam menggapai Ridho-Mu..
Tapi lewat ajaranmulah untuk menyuruhku berbakti pada kedua orangtuaku hingga aku bisa menggapai Ridho-Mu..
Teruntuk ibuku,,, terimakasih atas kasih sayang yang selama ini kau berikan padaku. Engkau adalah syurgaku akhiratku..
Teruntuk ayahku,,, terimakasih atas tetesan keringat yang kau korbankan demi menghidupiku melengkapi semua kebutuhanku dan engkau dalah syurga duniaku...
Maka aku butuh ibu dan ayahku agar aku bisa mendapatkan syurga dunia dan akhiratku...
(Nurlena, 6-5-2016)
Puisi ‘saat aku menyatu dalam tubuhmu’ merupakan karya yang menyentuh dan penuh emosi, membawa pembaca pada perjalanan dari kehangatan kasih sayang orangtua ke dunia yang lebih luas dan penuh tantangan. Penulis berhasil menciptakan suasana nostalgia melalui ungkapan cinta yang tulus, serta menggambarkan hubungan yang erat antara anak dan orangtua. Meskipun demikian, penggunaan repetisi dalam beberapa bagian dapat terasa berlebihan, mengurangi kekuatan puitis secara keseluruhan. Dari segi bahasa, puisi ini cukup indah, meski ada beberapa frasa yang dapat dipoles untuk mencapai keindahan yang lebih mendalam. Ide yang diusung juga cukup orisinal, mengajak pembaca untuk merenungkan arti keluarga dan kasih sayang dalam konteks spiritual. Kedalaman makna puisi ini sangat kuat, terutama dalam mengaitkan cinta orangtua dengan pencarian ridho Tuhan. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini agak kurang, sehingga pembaca tidak mendapatkan momen yang benar-benar tak terduga. Secara keseluruhan, puisi ini adalah refleksi yang berharga tentang cinta dan pengorbanan, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.