Puisi Diyan fitrianti Berjudul Rindu ini Sirna 12 Bait 35 Baris
Rindu ini Sirna
Saat ku bertahan dengan satu
Hati yang menggebu
Menahan rasa rindu
Diri ini bagai kupu-kupu
Yang selalu merindu
Sampai hari itu
Ku langkah kan kaki
Dengan gagah berani
Mencoba gapai rasa ini
Ku coba berlari
Hingga diujung jalan
Kita saling berhadapan
Rinduku terus menekan
Mata yang tak tertahan
Hari yang cerah
Secercah hati terengah
Melihat pemandangan tak berwajah
Rindu ini sirna sudah
Hati yang menggebu
Berubah jadi abu
Yang diterbangkan angin lalu
Raut yang seakan enggan
Menghempas perlahan
Tatapan yang biasa
Membuatku merasa
Ia dahulu bagai elang
Dengan mata tajam serasa menyerang
Kini berubah seperti musim gugur
Hingga bagai lumpur
Datang dan sirna
Hingga ku ternganga
Mendapati dirinya
Rindu terbelah
Tanpa salah
Rindu ku sirna sudah
Puisi “Rindu ini Sirna” menawarkan perjalanan emosional yang menyentuh, menyoroti kerinduan yang mendalam dan transformasi cinta menjadi kepedihan. Penggunaan metafora seperti ‘kupu-kupu’ dan ‘elang’ memberikan warna pada pengalaman rindu yang ada. Namun, meskipun ada keindahan dalam gambaran yang dihadirkan, beberapa bagian terasa repetitif dan dapat mengurangi dampak emosional yang ingin disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menggambarkan pergeseran perasaan dengan cukup baik, tetapi bisa lebih mendalam dalam eksplorasi makna. Selain itu, elemen kejutan di akhir puisi terasa kurang mengejutkan, sehingga menjadikannya lebih prediktabel daripada yang diharapkan. Meskipun demikian, puisi ini tetap memiliki daya tarik tersendiri, dengan nuansa nostalgia yang kuat.