Puisi Arif Rochman Tri Atmojo Berjudul Renungan Hati 1 Bait 18 Baris
A
Renungan Hati
© Arif Rochman Tri Atmojo
Aku mungkin bisa untuk mengikhlaskan
Namun, aku takkan bisa melupakan.
Aku mungkin bisa menyampingkan sejenak
Namun, aku mungkin takkan bisa tidur nyenyak.
Kebahagiaan ...
Satu kata yang dulu ku inginkan,
Satu kata yang dulu ku tinggikan,
Satu kata yang tak pasti ku wujudkan.
Duniaku sekarang berubah
Berubah karena tak ada lagi yang jadi wadah.
Duniaku seakan menghilang
Menghilang karena tak ada lagi yang jadi penenang.
Waktu bisa saja mengabaikan,
Kenangan bisa saja dilupakan,
Tapi akan ku pastikan ...
Cerita kita takkan pernah hilang dari ingatan.
Sampai waktu berhenti berjalan
Dan sampai dunia tak lagi jadi naungan.
Puisi “Renungan Hati” menggambarkan dengan indah pergelutan emosi yang sering dialami setiap individu ketika menghadapi kehilangan. Ungkapan kerinduan dan ketidakmampuan untuk melupakan merupakan tema universal yang dapat menyentuh hati banyak pembaca. Penyair berhasil menciptakan resonansi emosional melalui repetisi yang efektif, menekankan perasaan kehilangan yang mendalam. Namun, meskipun penggunaan bahasa yang sederhana memudahkan pemahaman, terkadang pilihan kata terasa kurang berani dan cenderung klise. Di sisi lain, kedalaman makna yang terdapat dalam penggambaran waktu dan kenangan memberikan nuansa reflektif yang kuat. Meskipun tidak ada elemen kejutan yang mencolok, konsistensi dalam tema memberikan kekuatan tersendiri bagi pembaca untuk merenung. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menyentuh, meski masih ada ruang untuk eksplorasi dalam hal keoriginalan dan keberanian dalam penggunaan bahasa.