Puisi pungki purwito Berjudul Sakit 11 Bait 25 Baris
p
Sakit
© pungki purwito
Sudahlah,
Menyerah saja,
Perih itu takkan lama
Mungkin kau akan hilang selera
Atau serupa zombie
Yang hanya bergerak
dengan otak yang tergeletak
Hidup akan berjalan
padamu atau padanya
Dengan atau tanpamu
Bersamanya atau tidak
Waktu akan berdetak
Walau kau tak meyakininya
Semua berputar
bagi porosnya masing-masing
Kamu hanya tertawan rindu
pecandu aroma janji
Yang menghamba pada semu
penyembah lidah tak bertulang
penganut kata tak bertepi
Untuk memiliki
dan dimiliki
Akui ...!!
Dan lantang bersuara!!
Aku sakit.....!
Puisi “Sakit” ini menggugah emosi dengan sangat baik, memancarkan rasa sakit yang mendalam melalui pilihan kata yang kuat. Penulis berhasil menangkap nuansa kegalauan dan kerinduan dengan ungkapan yang lugas, seperti ‘aku sakit’ yang menjadi penegasan inti dari perasaan yang dialami. Penggunaan metafora seperti ‘zombie’ menciptakan gambaran visual yang kuat tentang kehilangan daya hidup. Namun, meskipun puisi ini menonjol dalam kekuatan emosional, terdapat beberapa bagian yang terasa repetitif dan bisa diperbaiki untuk menambah keindahan bahasa. Ide yang diangkat cukup orisinal, meskipun tema sakit hati adalah hal yang umum dalam sastra, cara penyampaiannya memberikan nuansa baru. Kedalaman makna dalam puisi ini patut diacungi jempol, menjelajahi konsep waktu dan rindu dengan cara yang reflektif. Namun, elemen kejutan agak kurang, karena pembaca bisa menebak arah perasaan yang hendak disampaikan. Secara keseluruhan, “Sakit” adalah sebuah karya yang berpotensi menginspirasi, meski ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.