Puisi abudalta Berjudul Palsu Gelap 5 Bait 16 Baris
a
Palsu Gelap
© abudalta
keriting sedikit ikal rambut mengkilap
bertopi hitam bergigi senyum, berdiri tegap
beberapa kotak, burung, kelinci pun siap
acungkan tongkat, merubah alasan jadi harap
ah aku hanya satu dari segudang pemain sulap
tak mampu obati rindu, sembuhkan lelap
tak sanggup terima malas, memberi gegap
tak bisa membongkar bisu, memasang cakap
juga sekedar jaga tradisi, luruskan sikap
dirimu tertawa, tapi aku senyap
di situ puas gembira, di sini keringat kuusap
bibirmu tersenyum, namun mataku lembap
hanya untuk selingan hari untuk aku lahap
sepuluk nasi dan setetes kecap
dan beberapa batang puntung berasap
© abudalta
Puisi ‘Palsu Gelap’ menggambarkan nuansa yang kaya dan kompleks, meski terkesan sederhana dalam penggambaran visual. Penggunaan metafora yang imajinatif, seperti ‘pemain sulap’ dan ‘merubah alasan jadi harap’, menciptakan kedalaman yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna di balik kata-kata. Emosi yang muncul dari ketegangan antara penampilan dan perasaan batin sangat kuat, menyoroti kontras antara senyuman yang ditampilkan dan kesedihan yang tersembunyi. Meskipun demikian, beberapa bagian terasa sedikit membingungkan, dan transisi antar gagasan bisa lebih halus. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang kerinduan dan kesedihan, dengan gaya bahasa yang terkesan luwes dan mengalir. Namun, ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam agar makna yang diinginkan dapat lebih terungkap. Ini adalah karya yang menarik dan memprovokasi pemikiran, namun bisa diperhalus lagi untuk mencapai puncak potensi artistiknya.