Puisi Dhanur Berjudul Melepas Senja 7 Bait 27 Baris
Melepas Senja
Menilik sepohon tua dari balik bilik
Dedaunan berguguran
Menumpuk layaknya sampah yang membusuk
Dengan warna merah tua dari cahaya di penghujung senja
Yang hangat nya menusuk hingga tulang rusuk
Sulit rasanya ketika aku mengira
bahwa Waktu terus saja berlalu tanpa aku tahu apapun
Kecuali bayang bayang yang datang untuk menghilang
Duka nestapa memeluk hampa
yang kau tinggal begitu saja
Entah salah siapa
Tapi aku merasakan luka
Masih ingatkah kau
Bagaimana dulu kita saling mengikat
Menggenggam erat dalam dekapan kasih
dan ikrar cinta yang masih hangat untuk ku ingat
Aku tak lagi bisa berkata kata
Bahkan setelah kau mengenal dia
dan semua tanya habis begitu saja
ditelan oleh rasa, mungkin
Lamunan sore itu membunuh setiap detik yang berlalu
dan perasaanku takubahnya kepadamu
Menanti, seandainya rindu memanggilmu kembali kepadaku
Sampai senja mencapai batas usianya
Jemariku berdansa diujung gelisah
Melukis semua resah dalam aksara
Memandang luka dengan air mata
Puisi ‘Melepas Senja’ berhasil menyentuh hati pembaca melalui penggambaran yang kuat tentang kehilangan dan kerinduan. Penyair menggunakan citra alam, seperti senja dan pohon tua, untuk menciptakan suasana yang melankolis dan reflektif. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun penuh makna mengajak pembaca untuk merasakan emosi yang mendalam. Ada keindahan tersendiri dalam perpaduan antara deskripsi visual dan ekspresi perasaan yang kompleks. Meskipun tema kerinduan dan kehilangan bukanlah hal yang baru dalam puisi, cara penyampaian penyair memberikan nuansa kesegaran yang layak diapresiasi. Namun, ada beberapa bagian yang terkesan berulang dan dapat diolah lebih lanjut untuk meningkatkan kekuatan narasi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil meninggalkan kesan mendalam dan menggugah, meskipun tidak semua elemen kejutan berhasil dieksplorasi dengan maksimal.