Puisi Legiman Partowiryo Berjudul Lagu di Kereta Sunyi 7 Bait 21 Baris
S
Lagu di Kereta Sunyi
© Sirazhy
apa kabar lagu?
masihkah kau simpan kenangan
yang kutitipkan pada nada-nadamu,
yang kutanam pada bait-bait syairmu?
mainkan dirimu, sebab aku merindunya
jangan kau takut aku terluka
sebab ia yang mengajari untuk mengampuni
telah kuampuni
dengan pengampunan yang lebih besar
ketimbang amarah yang kuperam
yang kutenggelamkan dalam luka
manakala kulihat senyumnya menyapa
sebab dengan itu
tak sempit lagi malam-malamku
tak mnggrutu lagi pagiku
sebab dengan begitu
mengikhlaskanku menjalani hari
tersebab ia juga yang mengajari
tiada yang sepertinya, meski kuikuti detak waktu
dengan patuh sejak hatiku mati di gerbong kereta
menuju kotanya, kota cintaku; porak poranda
baguss
menyentuh hati
Puisi ‘Lagu di Kereta Sunyi’ menyentuh hati dengan penggambaran emosi yang mendalam dan nuansa nostalgia yang kuat. Penulis berhasil menciptakan suasana kerinduan yang terbaca jelas melalui pertanyaan retoris dan pengulangan elemen musik dalam bait-baitnya. Penggunaan metafora yang tepat, seperti ‘detak waktu’ dan ‘gerbong kereta’, menambah keindahan visual dan emosional pada puisi ini. Namun, meskipun emosinya sangat kuat, ada saat-saat di mana aliran kata terasa sedikit padat dan bisa membuat pembaca kehilangan ritme. Ide tentang hubungan yang terputus namun tetap teringat adalah tema klasik, namun penyampaian serta pengalaman personal yang dikemas membuatnya tetap terasa segar. Kedalaman makna puisi ini terletak pada perjuangan antara cinta dan kehilangan, di mana penulis mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita memproses rasa sakit. Elemen kejutan mungkin kurang menonjol, tetapi kejujuran dalam pengungkapan perasaan sudah cukup untuk meninggalkan kesan yang mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyentuh dan patut diapresiasi.