Puisi Mar'atun sholehah Berjudul Masa Lalu 2 Bait 15 Baris
M
Masa Lalu
© Mar'atun sholehah
Mesin waktu bergulir tiada henti
Bayangan masa lalu kembali hadir menyapaku,
Membuatku tak bisa melihat dunia luas,
Bagaikan mata ini tertutup selendang hitam,
Lalu ?!
Kemana aku akan melangkah ?!
Kemana lagi aku harus mengadu?
Arrgghh..
Engkau telah berhasil !
Yup ! Berhasil melukai hatiku !
Yup ! Hati seorang remaja pencari jati diri !
Lalu kau sembunyikan pisau itu,
Seolah kau hilangkan rasa bersalah,
Seolah kaulah tokoh tanpa dialog !
(Karya : Mar'atun sholehah )
Puisi “Masa Lalu” karya Mar’atun Sholehah menampilkan eksplorasi emosi yang mendalam, menggambarkan bagaimana kenangan dapat membebani jiwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri. Penggunaan metafora “mesin waktu” dan “selendang hitam” menciptakan gambaran visual yang kuat, sekaligus menyiratkan ketidakberdayaan untuk melangkah maju. Penulis berhasil menangkap nuansa sakit hati dan kebingungan dengan sangat intim. Namun, meskipun ada keindahan dalam pilihan katanya, beberapa frasa terasa sedikit berulang dan bisa diperkaya lagi untuk meningkatkan ritme puisi. Ide yang diangkat cukup universal, tetapi keaslian dalam penyampaian emosi dapat lebih diperdalam. Kejutan dalam puisi ini kurang terasa, sehingga pembaca mungkin sudah dapat menebak arah perasaan yang disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini memiliki potensi yang besar dengan pengembangan yang lebih lanjut.