Puisi PencilSpirit Berjudul Guru Samudera 5 Bait 13 Baris

P
Guru Samudera
© PencilSpirit
Kita ini tuna muda di tengah samudera,
Tak tahu apa selain koloni saja,
Spesies luar begitu asing,
Dunia ramai kejam dan selalu bising,
Kau buka dengan pena,
Tabir misteri generasi kita,
Kau bilang itu semua cakrawala,
Luasnya ilmu Sang Pencipta,
Jubahmu telah memudar bu,
Tapi jasamu untukku,
Jadi jalan memakmurkan hidupku.
Selamanya
(Untuk Ibu Guru ku)
Puisi “Guru Samudera” menyiratkan penghormatan yang mendalam terhadap sosok guru, khususnya seorang ibu guru, yang berperan sebagai pemandu dalam perjalanan pengetahuan. Penggunaan metafora ‘tuna muda di tengah samudera’ menciptakan gambaran yang kuat tentang kebingungan dan ketidakpastian generasi muda. Selain itu, kontras antara suara ‘dunia ramai kejam dan selalu bising’ dengan kehadiran sosok guru yang membuka tabir ilmu menunjukkan pentingnya peran pendidikan di tengah tantangan kehidupan. Kekuatan emosi terasa kuat dalam ungkapan rasa syukur terhadap jasa yang telah diberikan, meskipun dengan bahasa yang sederhana, puisi ini mampu menyentuh hati pembaca. Namun, meski keindahan bahasa yang digunakan cukup baik, masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam pilihan diksi. Keaslian ide tentang hubungan guru dan murid sangat relevan dan segar, sedangkan kedalaman makna dapat diperluas dengan lebih banyak elemen reflektif. Akhirnya, elemen kejutan dalam puisi ini tidak terlalu mencolok, meskipun tetap memberikan dampak yang menyentuh. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang patut diapresiasi, mencerminkan cinta dan penghormatan yang tulus terhadap seorang guru.