Puisi S.syahmi Berjudul Kuduga lautmu tuhan 7 Bait 35 Baris
Kuduga lautmu tuhan
Semilir di hilir
Bertongkah arus keras mengalir
Derasnya sama dan kemas
Kerap dan malar selalu mengusir
Lalu bagaimana hendak kutulis
Seribu garit yang terguris
Sekadar calar
Perit di lengan dan betis
Ombak menunduk
Mematah bongkak leher berlekuk
Tika baru terkejar laut yang lepas
Katanya
"Jangan disia setitik pengalaman
Tiap masin itu peluhmu"
Muara dewasa pun tak luak berkata
menyeru ku kembali mengisi ruang
Katanya
"Kau masih belum bersedia
Dunia ini permainan tak berupa"
Mahu tak mahu
Ku tetap nelayanNya
Andai tak diduga bukan manusia
Selagi bernyawa, ku cuba
Semua cabar dan uji rohani
Kan ada ertinya
Ku jala pahala, menebar doa
Ku kail nikmat, dosa melekat
Ku tangguk sihat, tersedak sakit
Janji ku cuba, janji ku duga
Tiap sukar dan sempurna
Selagi hati belum mati, selagi rasa bertapak di dada, selagi jiwa mendamba cahaya, selagi jasad menuntut sihat, selagi hidup selubung sejahtera
Selagi itu,
Kau
Ku panggil yang Maha Esa
-S.syahmi-
Puisi “Kuduga lautmu tuhan” karya S.syahmi menyajikan perjalanan batin yang mendalam melalui metafora laut sebagai simbol kehidupan dan perjuangan. Penyair berhasil menggambarkan konflik antara harapan dan kenyataan dengan bahasa yang puitis dan penuh perasaan. Terdapat keindahan dalam pilihan kata-kata yang menggambarkan derai ombak dan tantangan yang dihadapi, menciptakan suasana yang hidup dan menyentuh. Walaupun tema tentang perjuangan dan pengharapan adalah tema yang umum, cara penyampaian yang unik dan sentuhan pribadi menjadikan puisi ini menarik. Keterhubungan emosi antara penyair dan pembaca sangat terasa, terutama saat menggambarkan rasa sakit dan harapan. Namun, beberapa bagian puisi mungkin terkesan terlalu padat, sehingga makna yang ingin disampaikan bisa kehilangan ketajamannya. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menggugah dan layak diapresiasi, meski masih ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam mengenai ide-ide yang diusung.