Puisi Suciani Arta Berjudul Hari Terbaik untuk Hujan 6 Bait 23 Baris
S
Hari Terbaik untuk Hujan
© Suciani Arta
Seperti mimpi
Saat rintikmu hinggapi pipi, menerpa pori
Bawa aku dalam sebuah elegi
Cerita tentang aku dan kamu saat menjadi kami
Diksiku mungkin hanya fiksi
Namun rasa di hati
Bergeming, melengking tinggi
Katakan aku hanyalah berimaji
Bilang padaku semua ini hanya ilusi
Atau hanya sebuah anomali di sanubari
Kita hanya bisa sampai di sini
Usahlah sesali
Aku dan kamu pernah sehati
Getaran ini pernah nyata, bukan halusinasi
Kita pernah satu misi, paralel dalam satu garis lini
Biarlah begini
Sudah cukup kita saling menyakiti
Mungkin aku dan kamu telah lelah berdua
Lelah menjadi kita
Hari ini, cinta
Hari terbaik hujan turun ke bumi
Agar lebur air mata ini
Tangisi kisah indah yang pernah kita jalani
Puisi “Hari Terbaik untuk Hujan” menampilkan keindahan bahasa yang terjalin dalam ungkapan yang puitis dan menggugah. Penggunaan kata-kata seperti ‘rintikmu’ dan ‘elegi’ mampu menciptakan suasana yang lembut sekaligus melankolis, menambah kedalaman emosi yang dirasakan. Tema cinta yang telah pudar, namun tetap menyisakan kenangan manis, diolah dengan cermat. Di satu sisi, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan cinta yang tidak selalu berakhir bahagia, namun tetap memiliki nilai yang berarti. Keaslian ide yang diusung pun terasa kuat, meski ada elemen yang umum dalam tema cinta. Namun, ada beberapa bagian yang terkesan repetitif dan bisa diperhalus untuk menambah keindahan bahasa secara keseluruhan. Dari segi kejutan, puisi ini kurang memberikan elemen yang tak terduga, sehingga pembaca bisa merasakan alur yang cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan pesan dengan penuh emosi dan keindahan, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.