Puisi Jayanto Halim Tjoa Berjudul Negeri Awan 8 Bait 36 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
3
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
3.6
1 Voters
Puisi 8 Bait 36 Baris Tentang PahlawanDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
J

Negeri Awan

© Jayanto Halim Tjoa

Telah ada kisah tentang sebuah negeri;
Yang bersembunyi di puncak-puncak tertinggi;
Berselimutkan selaput awan-awan;
Dan hanya nyata pada angan-angan;

Kubertanya pada empunya kehidupan;
Apakah itu para keluarga kerajaan?
Persekongkolan tiran di pemerintahan?
Ataukah Tuhan?
Lalu lagi kubertanya siapa yang lebih ja***g;
Apakah para pemimpin bermoral arang?
Ataukah para pemikir berakal t*l*nj*ng?
ataukah para oportunis berhidup panjang?

Sebab manusia mengajarku;
Untuk tidak menaruh kepercayaan
Seperti hidup mengajarku;
Untuk tidak menggantung harapan;

"Karena kita hanya ingin menerima;
Apa yang ingin kita rasa;
Karena kita hanya ingin memuja;
Pada apa kita terpana;"

Negeri awan, tempatku terlahir;
Apakah aku akan berpulang padamu di akhir?
Air mataku bercucuran padamu;
Dekaplah aku lebih erat dalam kepiluanmu;

Dalam kebisuan aku membara;
Memupuk benih benci kepada mereka;
Pada para putera negeri angkasa kita;
Kaum farisi takabur durhaka;

Patahkan saja tulangnya;
Tumpahkan saja darahnya;
Namun apakah negeri kita kelak akan sentosa?
Apakah kita tidak akan sama seperti mereka?

Manusia tidak bermain dadu;
Tidak juga bisa berhenti saling mengadu;
Para pahlawan negeri awan bisa mati;
Namun semangatnya kekal abadi.


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    3.6/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Negeri Awan” menggugah perasaan melalui gambaran negeri yang ideal namun terjaga dalam bayang-bayang ketidakpastian. Penyair dengan cerdik mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi sosial dan politik yang melingkupi kehidupan kita, dengan pertanyaan retoris yang menggugah kesadaran kritis. Emosi kesedihan dan kemarahan terpancar melalui penggunaan bahasa yang kuat dan lugas, membangkitkan simpati terhadap nasib negeri yang digambarkan. Keindahan bahasa tersaji dalam penggambaran metaforis negeri awan, yang tidak hanya sekadar tempat, tetapi juga simbol harapan dan kekecewaan. Meskipun ide tentang ketidakpercayaan terhadap pemimpin bukanlah hal baru, penyampaian yang segar dan penuh semangat membuatnya terasa orisinal. Makna yang dalam terungkap ketika penyair mengajak kita untuk merenungkan siklus sejarah dan kondisi manusia yang selalu berulang. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini masih dapat diperkuat untuk memberikan dampak yang lebih mendalam. Secara keseluruhan, “Negeri Awan” merupakan karya yang merangsang pemikiran dan perasaan, menawarkan sudut pandang yang kritis mengenai kehidupan di tengah ketidakpastian.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *