Puisi Dewis Pramanas Berjudul DIRUNDUNG RINDU 5 Bait 26 Baris
D
DIRUNDUNG RINDU
© Dewis Pramanas
Aku menunggu
masih di puncak altar
membayang memori usang
bertahun lamanya terhempas
namun jejaknya masih membekas
Saat desir angin menjamah
pada rambutmu yang terurai
kita duduk di atas pasir putih
memandang landainya alam
saling beradu tatap
adalah hari terakhir
bersama
Menanti
masih di sini memeluk sunyi
merapal senyummu kala senja menggoda
bahkan debur ombak begitu syahdu
membaur bersama senandung nostalgia
tertegun lirih;
terhenyak!
“Kau di mana?”
teriakku pada kapal-kapal berlayar
diksaksikan lautan yang beriak
sedang diri dirundung sesal
sejak sapuan ombak di bibir pantai
entah ke mana?
Subang, 19 Januari 2024
Potongan tulisan ini berhasil mengekspresikan rasa rindu yang mendalam melalui penggunaan bahasa yang indah dan puitis. Meskipun ide yang diusung tentang rindu mungkin sudah umum, penggabungan kata-kata dan narasi yang digunakan berhasil menciptakan gambaran yang kuat dan menggugah emosi pembaca. Namun, terdapat sedikit kekurangan dalam memberikan elemen kejutan yang membuat cerita lebih menarik dan unik. Dalam hal kedalaman makna, meskipun terasa melankolis, tulisan ini mungkin dapat lebih diperkaya dengan lapisan makna yang lebih dalam.