Puisi pencilspirit Berjudul Desaku 3 Bait 12 Baris
P
Desaku
© PencilSpirit
Sawah Ladang Membentang,
Butiran Embun Bersembunyi di Dedaunan,
Kabut Meraba Seluas Pematang,
Sesekali terdengar motor menyusuri jalan.
Inilah pagi di desaku,
Tempat rindu kubawa,
Persinggahan lelahnya kalbu,
Keindahan yang tak ada dua.
Secangkir kopi ini masih setia,
Mendengarkan kata hati yang tiada henti,
Disebuah saung sebelah mushola,
Menunggu ujung hikmah ilahi.
Puisi ‘Desaku’ menghadirkan suasana pedesaan yang damai dan menenangkan. Gambaran visual yang disajikan, seperti ‘sawah ladang membentang’ dan ‘butiran embun bersembunyi di dedaunan’, memperkuat kesan keasrian yang dimiliki oleh desa tersebut. Meskipun penggunaan bahasa dalam puisi ini cukup sederhana, namun kesederhanaan tersebut justru menambah keindahan dan kehangatan yang ingin disampaikan oleh penulis. Penggunaan kata-kata yang familiar dan mudah dipahami membuat pengalaman membaca menjadi lebih mengalir. Namun, dari segi keaslian ide, puisi ini terasa agak generik karena banyak karya lain yang juga menggambarkan keindahan dan ketenangan desa dengan cara serupa. Kedalaman makna tampaknya tidak terlalu dieksplorasi lebih jauh, dengan fokus lebih pada deskripsi suasana ketimbang refleksi mendalam atau filosofi kehidupan. Elemen kejutan juga tidak terlalu hadir dalam puisi ini, karena alur dan gambaran yang disajikan cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini mampu memberikan perasaan nostalgia dan kedamaian yang kuat, meskipun berkembang di jalur yang sudah kerap dilalui oleh banyak puisi lain.