Puisi Dinar Suminar Berjudul Sapa lah Aku 4 Bait 20 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
3.4
1 Voters
Puisi 4 Bait 20 Baris Tentang AlamDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
D

Sapa lah Aku

© Dinar Suminar

Aroma musim itu...
Lama telah hilang
Meninggalkn kesan semerbak angan-angan
Dikala kau menyapa tanpa bayang

Sapa lah aku..
Yang kini hampir bosan menunggumu setiap saat.
Juni telah terlampaui, Agustus pun telah terlewati
Bahkan Septemberpun sudah berlalu
Bersama mimpi-mimpi nan hampa

Sapa lah aku...
Yang kini sedang menatapmu tiada arti
Sebentar lagi kau kan menghilang
Terbawa hembusan angin kencang
Menghapus segala jejak kesan kesan musim lalu

Sapa lah aku...
Yang kini masih setia menantimu
Menyaksikan gumpalan awan hitam
Saat gerimis tak kunjung datang
Hanya sebatas perhitungan
Kapan musim penghujan akan datang??


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    3.4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Sapa lah Aku” menyuguhkan perjalanan emosional yang dalam melalui liriknya yang sederhana namun sarat makna. Penyair berhasil membangun suasana nostalgia yang kuat, seolah-olah pembaca diajak merasakan kerinduan yang mendalam terhadap sesuatu yang hilang. Pemilihan kata yang tepat dan pengulangan frasa ‘Sapa lah aku’ menciptakan ritme yang melankolis, sehingga terasa seolah ada harapan yang selalu tersisa meskipun waktu berlalu. Keindahan bahasa dalam puisi ini terletak pada kemampuannya menggabungkan elemen alam dengan perasaan manusia, yang membuat pembaca dapat merasakan ketidakpastian dan harapan bersamaan. Namun, meskipun ide yang diusung cukup orisinal, sebagian besar tema kerinduan ini sudah sering dijadikan objek puisi sebelumnya. Kedalaman makna yang dihadirkan sangat memikat, memberikan ruang bagi pembaca untuk merenungkan perjalanan waktu dan harapan. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini terasa minim, karena alur yang disampaikan cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, “Sapa lah Aku” adalah puisi yang menggugah, meski ada beberapa aspek yang masih bisa dikembangkan lebih jauh.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *