Puisi Wahyu Eka Nurisdiyanto Berjudul Dari Kartini Buat Ibuku 3 Bait 15 Baris
Keaslian Ide
5
Elemen Kejutan
3
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
4
1 Voters
W
Dari Kartini Buat Ibuku
© Wahyu Eka Nurisdiyanto
Raga Kartini tlah lama pergi ke pangkuan Ibu Pertiwi
Namun jiwa jua ambisi Kartini tak berarti gugur bersama jasad
Melainkan bersemayam pada sesosok diri
Seorang ibu bukan dari darah biru ia disusui
Membawa pesan dan amanah dari Kartini
Padaku ia berjanji ...
Untuk menghantarkan pada gemilang prestasi
Ia juga jadi benteng bagi diri ini
Di tengah krisis moral globalisasi
Tentu dikata ia sebanding Kartini
Baginya, Kartini ialah sang inspirasi
Yang menjembatani jadi seorang insan berdikari
Bukan imbal jasa yang ia cari
Hanya keberhasilan bagi sang generasi
Juga ridha dari Sang Illahi
Puisi “Dari Kartini Buat Ibuku” mengalir dengan semangat yang membara, menciptakan jembatan antara warisan Kartini dan sosok ibu yang tidak kalah berperan dalam membangun generasi. Kekuatan emosi dalam puisi ini sangat terasa, terutama saat penulis mengaitkan perjuangan Kartini dengan peran seorang ibu dalam konteks modern. Penggunaan bahasa yang puitis dan ritmik memberikan keindahan tersendiri, meskipun ada kalanya pilihan kata yang lebih berani dapat menambah kedalaman ekspresi. Ide yang diusung pun sangat orisinal, mengangkat dua sosok penting dalam sejarah Indonesia dan menghubungkan mereka dengan realitas masyarakat saat ini. Makna yang terkandung dalam puisi ini memiliki kedalaman yang baik, menggugah pembaca untuk merenungkan kontribusi seorang ibu dalam membentuk karakter bangsa. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini kurang terasa, karena tema yang diangkat cukup umum. Secara keseluruhan, puisi ini adalah penghormatan yang tulus dan mencerminkan aspirasi yang kuat untuk menghargai peran perempuan dalam sejarah dan kehidupan sehari-hari.