Puisi Zainab Baudin Berjudul BELATARA KONKRIT 1 Bait 15 Baris

Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.4
1 Voters
Puisi 1 Bait 15 Baris Tentang KehidupanDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
Z

BELATARA KONKRIT

© Zainab Baudin

Mencari ilham pada karya,
Semangat pada raga untuk membina cita,
Hangat cinta semakin kelam,
Minda minta bangun dari mimpi siang,
Menyayangi diri untuk kembali pada fitrah,
Masih sesat pada dunia pada jalan yang kian bercabang,
Memikir dimana mahu bertapak sedangkan tapak masih belum muncul,
Cerita duduk di awan yang dipijak jatuh ke tanah,
Puhh hilang,
Yang berusaha semakin banyak hutang,
Yang berzikir makin mudah hidupnya,
Petik pucuk ubi dan rebung pada harga yang tiada,
Sihat tubuh,
Poket koyak makanan berdolar,
Hidupnya makin sakit..


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “BELATARA KONKRIT” menggambarkan perjalanan batin yang penuh dengan pertentangan antara cita-cita dan realitas. Penyair dengan cerdas mengajak pembaca merasakan ketegangan antara harapan dan kenyataan yang pahit. Penggunaan frasa seperti ‘Hangat cinta semakin kelam’ dan ‘Masih sesat pada dunia pada jalan yang kian bercabang’ menciptakan gambaran yang kuat akan dilema yang dihadapi individu dalam pencarian jati diri. Meskipun terdapat keindahan dalam penggambaran, beberapa bagian terasa agak repetitif, yang mungkin mengurangi dampak emosional keseluruhan. Namun, keaslian ide dalam menyoroti tema perjuangan hidup dan ketidakpastian masa depan sangat mengesankan. Dalam hal keindahan bahasa, ada saat-saat yang sangat puitis, tetapi juga terdapat ungkapan yang lebih sederhana yang dapat ditingkatkan. Kedalaman makna yang dihadirkan sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini, tetapi elemen kejutan dalam puisi ini relatif minim, membuat pembaca mungkin sudah dapat memprediksi arah puisi. Secara keseluruhan, puisi ini menawarkan refleksi yang menarik dan layak mendapat perhatian lebih.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *