Puisi Nabil Firdaus Berjudul Tetap menjadi tatapan 1 Bait 4 Baris
N
Tetap menjadi tatapan
© Nabil Firdaus
Menetap atau meratap,
Yang selalu ditatap tidak berjanji akan menetap,
Alang langit mulai gelap,
Bilaman awan ingin meratap
Menetap atau meratap,
Yang selalu ditatap tidak berjanji akan menetap,
Alang langit mulai gelap,
Bilaman awan ingin meratap
Puisi “Tetap menjadi tatapan” menyuguhkan gambaran yang kuat tentang ketidakpastian dan kerinduan. Melalui pilihan kata yang sederhana namun bermakna, penulis berhasil menciptakan suasana yang melankolis. Frasa ‘yang selalu ditatap tidak berjanji akan menetap’ menggambarkan realitas pahit dalam hubungan manusia, di mana harapan sering kali bertabrakan dengan kenyataan. Keindahan bahasa yang digunakan, terutama dalam kontras antara ‘menetap’ dan ‘meratap’, memberikan kedalaman pada tema yang diangkat. Namun, meskipun puisi ini menyentuh, ada ruang untuk eksplorasi lebih jauh dalam hal keaslian ide. Elemen kejutan tampak minim, seolah penulis memilih untuk tetap berada dalam kerangka konvensional. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan emosi yang mendalam dengan keindahan bahasa yang baik, meskipun ada potensi untuk menambah kekuatan dalam ide yang lebih orisinal dan kejutan yang lebih mencolok.