Puisi Zakiyah noer islami Berjudul Teruntuk masalaluku 3 Bait 18 Baris

Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.4
1 Voters
Puisi 3 Bait 18 Baris Tentang CintaDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
Z

Teruntuk masalaluku

© Zakiyah noer islami

dear masa lalu..

Kini aku sudah terbiasa...
Saat membuka bola mata dipagi hari tanpa pesan singkat darimu..
Saat notif ponselku tak lagi terpenuhi oleh perhatianmu..
Ya,kini aku sudah terbiasa..
Tak ada lagi kata selamat pagi sampai semoga mimpi indah..
Atau hanya sekedar menanyakan sudah makan..?
Ya.. Entah sejak kapan aku sudah terbiasa tanpa diri mu.. Yang aku tahu berada pada titik ini tidak lah mudah..
Atas apa usahaku untuk sebuah kisah yg pernah indah..
Memang benar..seperti meminum pil pahit.. Awalnya memang terasa pahit namun akhir nya menyembuhkan..itulah analogi sebuah keikhlasan..
Kini aku hanya ingin sabar dan ikhlas menerima ketetapanya..
Ya..aku akui luka memang menjadi titik awal perubahan ku..
Guru terbaik memang belajar dari sebuah kesalahan..
Atas bahagia dan luka yang pernah aku rasakan.. Setidaknya aku bisa belajar apa itu cinta yg benar.. Kini bukan aku sudah melupakan atau belum melupakan sebuah nama yg pernah tinggal lama dihati ini..kembali lagi..aku hanya ingin menerima semua ketetapanya..
Karena aku tak mau hidup dalam bayangan dimana aku bersamamu..
Aku ingin menatap lurus masa depan..
Dan aku serahkan semua urusanku pada allah...

Syukran ...


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Teruntuk masalaluku” menyiratkan perjalanan emosional yang mendalam dari pengarang. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini berhasil menciptakan rasa kerinduan dan keikhlasan yang kuat. Penggunaan analogi seperti ‘meminum pil pahit’ memberikan kedalaman, menggambarkan proses penyembuhan yang tidak mudah namun sangat diperlukan. Meski terdapat beberapa ungkapan yang terkesan repetitif, hal ini justru menambah nuansa ketulusan dalam pernyataan perasaan. Di sisi lain, puisi ini sangat kaya akan emosi, dan penulis berhasil mentransfer perasaannya kepada pembaca. Namun, ada sedikit kekurangan dalam aspek kejutan, di mana perkembangan ide terasa cukup linear tanpa elemen yang benar-benar mengejutkan. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan refleksi yang indah tentang penerimaan dan harapan, menjadikannya karya yang layak diapresiasi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *