Puisi Denza Perdana Berjudul Televisi 2 Bait 8 Baris
D
Televisi
© Denza Perdana
Sejak tabung sinar katoda
sihir telah bersentuhan dengan dunia
sinarnya merusakmu, tentu saja
turut mengubah perilakumu
Kini kau menyentuhnya
menggesernya ke kanan dan kiri
seolah kalian berinteraksi, padahal hanya
kau yang terpedaya sinar dan sihirnya
Puisi “Televisi” berhasil menangkap esensi interaksi manusia dengan teknologi modern, khususnya televisi, yang teramat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Penggunaan istilah ‘tabung sinar katoda’ memberikan nuansa nostalgia, sekaligus menunjukkan transformasi yang dialami oleh media tersebut. Gaya bahasa yang digunakan, meski sederhana, mampu menghadirkan gambaran kuat tentang bagaimana televisi dapat mempengaruhi perilaku individu, membuat kita terpedaya akan pesonanya. Dalam hal emosi, puisi ini cukup efektif menyampaikan rasa kecemasan dan ketergantungan manusia terhadap media. Namun, meski ide dasarnya menarik, mungkin ada ruang untuk pengembangan lebih dalam, terutama dalam menjelajahi lebih banyak nuansa dan implikasi dari fenomena ini. Elemen kejutan di dalam puisi ini terasa minim, sehingga dapat dipertimbangkan untuk mengolah imaji yang lebih mengejutkan di masa mendatang. Secara keseluruhan, puisi ini menyajikan refleksi yang relevan tentang hubungan kita dengan teknologi, dan mampu mengajak pembaca merenungkan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.