Puisi Denza Perdana Berjudul Drakula dan Kelelawar Berdasi 2 Bait 8 Baris
D
Drakula dan Kelelawar Berdasi
© Denza Perdana
Kalau saja Bram Stoker orang Indonesia di jaman kini
inspirasi drakula adalah mereka para kelelawar berdasi
menghisap darah sesama
menyedot kering harga diri keluarga
Bagaimanapun juga mereka makhluk nokturnal bertopeng sahaja
penjara tak membuat mereka jera atau menyerah
kelelawar berdasi bukan manusia yang makan nasi
mereka hanya butuh kursi untuk beraksi
Puisi “Drakula dan Kelelawar Berdasi” menawarkan sebuah perspektif yang menarik mengenai perilaku manusia yang serupa dengan karakter vampir, yang menyedot energi dan harga diri orang lain. Penggunaan kiasan kelelawar berdasi sebagai simbol para pelaku ketidakadilan dalam masyarakat sangatlah cerdas dan memberikan kedalaman pada tema yang diangkat. Struktur puisi ini pun memancarkan nuansa gelap yang sejalan dengan gambaran makhluk nokturnal, menciptakan atmosfer yang mencekam namun menggugah. Walaupun ada beberapa pilihan kata yang terasa agak kaku, secara keseluruhan keindahan bahasa yang disuguhkan tetap mampu menyentuh. Dengan segala keunikan yang ada, puisi ini menciptakan ruang bagi pembaca untuk merenung dan mengeksplorasi makna yang lebih dalam, terutama tentang moralitas dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini tidak terlalu mencolok, sehingga terasa sedikit kurang menggigit. Secara keseluruhan, puisi ini layak mendapat apresiasi sebagai karya yang sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini.