Puisi Nabila Agustin Berjudul Tertawa Dalam Penyesalan 4 Bait 16 Baris
N
Tertawa Dalam Penyesalan
© Nabila Agustin
Waktu berputar seperti roda
Semua berjalan begitu cepat
Apalah daya ku tak bisa lagi berbuat
Sesal takkan ada guna
Asa usang tanpa jejak
Ku meringkih dalam penyendiriaan dan penyesalan
Ku tertawa dalam perantauan
Meratapi harapan yang tak lagi memiliki makna
Kini aku hanya berpasrah saja
Sudah hilang aura baikku
Meratap sesal yang membeku
Meninggalkan luka yang darjana
Sesal tak akan ada arti
Kini kutelah menjalani sisa hidup dengannya
Masih kah sudi kesempatan itu datang untukku
Hanya penyesalan yang terpatri dalam diriku
Mengharukan.buat ku menjadi tak terkendali
Puisi “Tertawa Dalam Penyesalan” berhasil menyampaikan emosi yang mendalam dan kompleks melalui pilihan kata yang tepat dan ritme yang mengalun. Penggunaan metafora ‘waktu berputar seperti roda’ secara efektif menciptakan gambaran tentang ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi waktu. Rasa penyesalan yang terungkap dengan jelas, di mana penulis mengajak pembaca untuk merasakan kesedihan dan keputusasaan yang dialami. Namun, meskipun puisi ini memiliki kekuatan emosional yang kuat, ada beberapa bagian yang terasa repetitif dan bisa lebih dieksplorasi untuk menciptakan dinamika yang lebih hidup. Dalam hal keindahan bahasa, pilihan kata yang digunakan cukup indah meskipun tidak mengejutkan. Keaslian ide, meskipun tidak sepenuhnya baru, disampaikan dengan cara yang menyentuh. Kedalaman makna puisi ini cukup baik, mengajak pembaca untuk merenungkan arti penyesalan dalam hidup, meskipun ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Elemen kejutan dalam puisi ini kurang terasa, sehingga pembaca mungkin tidak menemukan twist yang diharapkan. Secara keseluruhan, ini adalah puisi yang menyentuh dan patut diapresiasi, meskipun ada beberapa aspek yang bisa diperbaiki untuk memberikan dampak yang lebih besar.