Puisi Dirnaf Berjudul Tak di Duga 4 Bait 13 Baris
D
Tak di Duga
© Dirnaf
Ada selembar kertas ku genggam
Tak di duga dirimu sedang meram
Di bawah ratapan bulan yang sedang tersenyum
Tanpa sepatah kata dalam kenyataan; meski mimpi mu sedang menggenggam
Esoknya terbit yang lahir dari senyuman
Tanpa sepatah kata dirimu membuatkanku sarapan
Secangkir gelas dan semangkuk untuk dimakan
Tak di duga kamu masih bermimpi membangun rumah tangga
Selalu tak di duga malam menghampiri kembali
Ini mimpi kita bertemu lagi
Di hadapan bangunan sekolah kita
Tak di duga dirimu menjadi bidadari ku di surga
Suatu Perpustakaan, 22 November 2022
Puisi ‘Tak di Duga’ menyajikan narasi yang penuh kejutan dengan alur mimpinya yang mengalir dari satu adegan ke adegan lain. Melalui permainan imajinasi, puisi ini mengajak pembaca untuk melintasi batas antara kenyataan dan mimpi. Kekuatan emosinya terletak pada kesederhanaan momen-momen tak terduga yang diciptakan, seperti ketika seseorang yang dicintai tiba-tiba muncul dalam mimpi, atau ketika kenangan sekolah membawa kita kembali ke masa lalu. Dalam segi keindahan bahasa, puisi ini mengandalkan metafora visual yang menggambarkan bulan tersenyum dan sarapan pagi yang dibuatkan dengan penuh kasih. Walaupun demikian, beberapa bagian terasa kurang mendalam dalam menggali emosi yang lebih kompleks, sehingga kesannya lebih seperti sketsa momen daripada introspeksi mendalam. Keaslian ide dan elemen kejutan hadir dengan baik, terutama dalam cara puisi ini memadukan elemen-elemen sehari-hari dengan nuansa mimpi. Namun, untuk mencapai kedalaman makna yang lebih signifikan, puisi ini bisa memperkaya jalinan emosional dan hubungan antara narator dan subjeknya. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyenangkan dengan momen-momen manis yang mengundang senyum.