Puisi Sri Siddiq Berjudul Sunyi Muram 4 Bait 10 Baris
S
Sunyi Muram
© Sri Siddiq
Perkutut merindu pulau burung,
Kutilang merancu,
Meramu kicau ditengah sendu,
Malam masih terasa kelabu,
Sukma dalam batin, tak menghirau waktu,
Apakah kau merasa , jika kawan satu persatu berlalu ?
Entah, bagaimana semua berlalu,
Seakan di simpan di dalam kalbu,
Merintih pada asa palsu.
Kediri, 21 Juli 2021
Puisi “Sunyi Muram” berhasil menangkap nuansa kesedihan dan kerinduan dengan sangat halus. Penggunaan metafora seperti ‘perkutut merindu pulau burung’ dan ‘kicau ditengah sendu’ menciptakan gambaran yang mendalam tentang kehilangan dan kerinduan. Suasana malam yang kelabu menambah kedalaman emosi yang dirasakan. Meskipun tema kerinduan ini kerap diangkat dalam puisi, penulis mampu memberikan sentuhan personal yang membuatnya terasa segar. Namun, ada beberapa bagian yang mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menambah elemen kejutan. Keseluruhan puisi ini menunjukkan keindahan bahasa yang mengalir, meskipun terdapat beberapa frasa yang terasa agak klise. Dengan demikian, puisi ini berhasil menyentuh hati pembaca dan mengajak kita untuk merenungkan arti dari kesunyian dan kehilangan.