Puisi Rs Berjudul Sunyi 2 Bait 12 Baris
R
Sunyi
© Rs
Di seperempat ruangan yang kelam
Aku melirik sunyi di sudut dinding yang membisu
Ia menatapku tajam
Seolah waktu telah memperbudak bola matanya.
Jendela yang setengah menganga
Memamerkan rintik hujan yang mati suri
Aku enggan peduli.
Sudah biasa di rayu malam pada sepi beradik sunyi
Ramai mati kaku diinjak sepi
Suka mati kaku diinjak duka
Aku mati kaku diinjak sunyi
Ma. Tebo 2017
Puisi “Sunyi” karya Ma. Tebo dengan cermat menggambarkan pengalaman mendalam tentang kesunyian yang terperangkap dalam ruang yang sempit dan kelam. Melalui pilihan kata yang sederhana namun kuat, penulis mampu menyampaikan perasaan hampa yang melanda. Gambaran sunyi yang tajam dan jendela yang setengah menganga seolah menjadi simbol dari harapan yang tak terwujud. Ia berhasil menciptakan suasana yang mendalam dan menyentuh, berpadu dengan imaji hujan yang mati suri, menciptakan kontras antara kehidupan dan keheningan. Walaupun beberapa bagian terasa repetitif, hal ini justru memperkuat nuansa kesunyian yang ingin disampaikan. Keaslian ide yang diusung juga patut diapresiasi, karena tidak banyak penulis yang berani mengeksplorasi tema ini dengan cara yang begitu intim. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi pembaca dan memberikan ruang untuk merenung tentang makna kesunyian dalam hidup kita. Namun, ada aspek-aspek yang masih bisa diperbaiki untuk mencapai kedalaman makna yang lebih.