Puisi Sofa Marwatul Huda Berjudul Suara Hatiku Berkata 1 Bait 24 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
3
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
3.6
1 Voters
Puisi 1 Bait 24 Baris Tentang SedihDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
S

Suara Hatiku Berkata

© Sofa Marwatul Huda

Ku terbangun...
Menatap indahnya fajar
Menyingsing pagi yang bening
Merah, kuning, jingga terlihat di ufuk timur
Tak ingin ku berpaling menatap senyum mu
Sang raja cahaya...
Sekilas,...
Terlintas dibenakku kenangan yang dulu pernah kita isi dalam memori otak kita masing-masing
Begitu indahnya,
Senyum yang dulu yang pernah ku tatap kian dekat,
Entah kemana...
Peluk hangat tak pernah ku rasakan lagi
Genggaman erat tangan mu tak ku rasakan lagi
Bahkan,..
Pundak yang dulu tempat ku bersandar
Kini hilang tanpa jejak
Teringat wajah ceria mu
Tak sadar awan hitam sia menumpahkan butiran hangat dipelupuk mata ku
Dengarkan suara hati ku
'Aku merindkanmu'
Kembalilah...
Dengarkan suara hatiku yang memanggil namamu
Meski aku memanggil namamu dalam diam
Dengarkanlah!


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    3.6/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Suara Hatiku Berkata” menggugah rasa dengan kekuatan emosinya yang mendalam. Penyair berhasil menangkap nuansa kerinduan dan kehilangan dalam setiap bait yang ditulis. Penggunaan gambaran alam pada pembuka puisi memberikan latar yang indah dan kontras dengan tema kesedihan yang dihadirkan. Frasa seperti “Sang raja cahaya” dan “butiran hangat di pelupuk mata” menunjukkan keindahan bahasa yang digunakan, meskipun ada beberapa repetisi yang dapat membuat pembaca merasa jenuh. Ide tentang kerinduan yang terkurung dalam diam adalah tema yang universal, namun penyampaian dan penyingkapan emosi dalam puisi ini terasa cukup orisinal. Kedalaman makna puisi ini cukup kuat, mencerminkan perjalanan perasaan yang kompleks, walaupun beberapa bagian terasa sedikit klise. Dalam hal elemen kejutan, puisi ini tidak sepenuhnya mengejutkan, tetapi tetap menarik dengan penutupan yang menekankan kerinduan yang tak terucapkan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati, meskipun bisa lebih berani dalam mengeksplorasi bentuk dan gaya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *