Puisi Berjudul Penuh Sesak 1 Bait 23 Baris
a
Penuh Sesak
© anonym
Seperti Ibu kota suatu negara,,
Seperti anak kucing yang baru lahir,,
Dan jerami yang bertumpukan jadi satu,,
Berdesakan,,,
sesak,,
Hingga hati ini pun terasa enggan berangan,,
Hingga semuanya terasa salah,,,
Semuanya terasa hina,,,
dungu,,dan bermasalah,,
Mungkin karena penuh,,,
sesak,,
Hingga otak ini susah berfikir jernih,,,
Hingga kepala ini pening tak terkira,,
Hampir susah bergerak,,
Ingin saja melempar semua benda ,,
Hingga berantakan,,
lalu ,,meremukanya.,,
Bingung,,hilang ketenangan yang selama ini ada,,
Dibanggakan,,seakan dunia ini indah,,
Mungkin karena sesak,,,
Dan juga penuh,,
Sunggguh ingin sekali terbang tanpa merasa lelah,,
Mungkin memang sedang penuh... dan sesak,,
Puisi “Penuh Sesak” menyajikan gambaran yang kuat tentang rasa terkurung dan keinginan untuk bebas. Melalui metafora yang sederhana namun efektif, penulis berhasil menyampaikan perasaan sesak yang dialami, baik secara fisik maupun emosional. Penggunaan repetisi kata-kata seperti ‘penuh’ dan ‘sesak’ memberikan penekanan pada keadaan yang dialami, menciptakan ritme yang mengalir meski terkesan berat. Meskipun puisi ini memiliki keindahan dalam kesederhanaan bahasa yang digunakan, beberapa frasa terasa terlalu berulang dan bisa dijelajahi lebih dalam untuk meningkatkan daya tarik. Ide tentang kekacauan pikiran dan keinginan untuk melarikan diri memang merupakan tema yang umum, namun penulisan ini membawa nuansa segar yang membuat pembaca meresapi perasaan tersebut. Namun, kedalaman makna dan elemen kejutan dalam puisi ini bisa ditingkatkan, karena akhir puisi tidak meninggalkan dampak yang cukup mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menggugah emosi, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.