Puisi TommyOgut Berjudul Pekat atau Penat Munajat 1 Bait 4 Baris
T
Pekat atau Penat Munajat
© TommyOgut
Saya sempat melihat penat dalam sebuah harapan;
Ia berjalan tanpa mengenakan alas kaki;
Diam tanpa aksara menyusuri dinding-dinding halnya nurseri yang bersapa oleh lara.
"Saya ada dimana?" Ujarnya sambil berbisik kepada musim kemarau di bulan Februari.
Puisi “Pekat atau Penat Munajat” berhasil menarik perhatian dengan penggambaran yang mendalam dan penuh nuansa. Penyair menciptakan suasana yang melankolis melalui gambaran penat yang berjalan tanpa alas kaki, menggambarkan perjalanan hidup yang penuh tantangan dan kesedihan. Pilihan kata yang digunakan, seperti ‘laranya nurseri’ dan ‘berbisik kepada musim kemarau’, menunjukkan kepekaan penyair terhadap detail yang sering terabaikan, menciptakan keindahan bahasa yang menawan. Namun, meski ide tentang harapan dan penat cukup umum, penyair berhasil memberikan sentuhan pribadi yang membuatnya terasa lebih segar. Kedalaman makna yang tersirat dalam pertanyaan ‘Saya ada dimana?’ menciptakan ruang bagi pembaca untuk merenungkan eksistensi dan tujuan hidup. Satu-satunya kekurangan terletak pada elemen kejutan yang bisa lebih ditingkatkan, untuk meninggalkan kesan yang lebih mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini patut dicatat sebagai karya yang emosional dan puitis, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih jauh.