Puisi nadheadiahayup Berjudul Ramadhan 6 Bait 24 Baris
n
Ramadhan
© nadheadiahayup
Kepada hati aku mengais
Isak yang tak kunjung habis
Masih pada rasa bahagianya
Tangisku tak berarti luka
Aku bergembira menyambutnya
Hati yang luluh lewat lantunan ayat suci-Nya
Bergema
Luluh jiwa serta raga
Berlomba-lomba menunggu
Kabar yang selalu ditunggu-tunggu
Berlomba-lomba dengan waktu
Aku serta seluruh umat-Mu
Detik ku dzikir dan shalawat
Menit ku shalat dan tilawah
Jam ku berpuasa
Semata-mata untuk mencapai Ridho-Nya
Semua bergembira
Tidurpun membawa pahala
Siapa lagi yang tidak berlomba-lomba
Kepada yang bernilai kebaikan
Selamat Ramadhan
Untuk semua umat yang menjalankan
Jiwa raga berpadu riang
Insyaallah pahala berlinang-linang
Puisi “Ramadhan” ini berhasil menyampaikan suasana spiritual yang mendalam, mengekspresikan kegembiraan dan ketulusan hati dalam menyambut bulan suci. Penggunaan ungkapan seperti “Isak yang tak kunjung habis” dan “hati yang luluh lewat lantunan ayat suci-Nya” menciptakan gambaran emosional yang kuat dan menggugah. Penulis dengan cerdas memadukan nuansa haru dan sukacita, menjadikan puisi ini sebuah refleksi yang indah tentang keagungan Ramadhan. Namun, meskipun ada keindahan dalam bahasa yang digunakan, beberapa frasa terasa repetitif dan bisa diperkaya lebih lanjut untuk meningkatkan keindahan bahasa keseluruhan. Ide yang diusung cukup umum tetapi tetap relevan, mencerminkan keinginan untuk berbuat baik. Kedalaman makna tersirat dalam perjuangan dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah, meski lebih banyak eksplorasi dan nuansa bisa ditambahkan untuk memberikan kedalaman yang lebih. Unsur kejutan kurang terlihat dalam puisi ini, karena tema yang diangkat merupakan tema yang umum dalam konteks Ramadhan. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh dan menghangatkan hati pembaca, meskipun ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.