Puisi febrian melinda Berjudul cangkir yang kedua 1 Bait 26 Baris

Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
4
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
5
Keindahan Bahasa
3
Score
4
1 Voters
Puisi 1 Bait 26 Baris Tentang CintaDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
f

cangkir yang kedua

© febrian melinda

Cangkir yang kedua
karya : Febrian Melinda
Aku pernah lupa dengan indahnya bunga yang sebenarnya
Aku terlena dengan racun di dalam madu
Jauh dari hakikat kepompong
Diri tak mengikut hati
Hati tlah dipenuhi kabut hitam dunia
Sebuah cangkir terhias ukiran nan cantik
Ia diberinya dengan percuma
Namun, tak pintar akal layaknya elang
Memilah mana daging mana rumput
Kini..
Bagai ulat yang merindukan kupu – kupu
Sesalan kembali menjadi debu
Aku telah memilih
Jalanku mungkin bukan mereka
Jalanku mungkin bukan yang sempurna
Aku pernah ada di masa itu
Masa dimana kapal karam di dalam lautan lepas
Tak lagi punya nafas untuk sekedar berpamitan
Kini.. Tuhan bersahabat
Menghukum telak kekalahan raga
Sadar benar benar sadar
Cangkir kedua kembali dibungkus
Tetap dengan keindahannya
Sungguh tak terkira bunga taman hidup kembali


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    4
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    3
    4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Cangkir yang Kedua” karya Febrian Melinda menyajikan sebuah refleksi yang mendalam tentang perjalanan hidup dan pencarian makna di balik pilihan yang diambil. Melalui penggunaan simbol cangkir, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan dan kesedihan yang seringkali berjalan beriringan. Pilihan kata yang puitis, seperti ‘kabut hitam dunia’ dan ‘bunga taman hidup kembali’, menambah keindahan visual dan emosional dalam karya ini. Namun, dalam beberapa bagian, penempatan frasa terasa kurang harmonis, sehingga mengurangi ritme keseluruhan puisi. Meskipun demikian, keaslian ide yang diusung cukup kuat, dengan tema penyesalan dan harapan yang universal. Kedalaman makna yang dihadirkan sangat relevan dengan pengalaman manusia, menjadikannya karya yang dapat diresapi oleh banyak orang. Elemen kejutan juga hadir ketika penyair membingkai harapan di tengah kesedihan, menambahkan lapisan kompleksitas pada narasi. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang mengundang refleksi dan menyentuh aspek emosional pembacanya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *