Puisi Muhammad Irsyad Adkhanfiasan Berjudul Mizuhara 9 Bait 38 Baris
Mizuhara
Hari-hari penuh sunyi
Ku menyendiri didunia ini
Tanpa kehadiranmu disini
Membuatku terus membeku diri
Meratapi kesunyian dunia ini
Ku nyaris tenggelam
Di naungan kesedihan penuh kelam
Kenangan-kenangan indah telah terkubur dalam
Hanya akan jadi pengingat dimasa depan
Masih ingatkah dirimu..?
Ombak yang jernih pantulkan siluet kita yang biru
Istana pasir yang kita bangun dulu
Telah dihempas ombak yang meluruh
Seraya ku melihat bintang-bintang di angkasa
Ku mencoba mengingat tentang kisah kita
Didunia yang serba putih ini ku membuka mata
Ku ingin sekali lagi membuat mu tertawa
Meskipun hanya sebentar tak mengapa
Kelap-kelip bintang diangkasa
Menghiasi langit malam dengan indah
Ditemani intan purnama nan terang
Seharusnya diriku ini merasa senang
Semua harta berharga pemberianmu
Tak-kan pernah terpudarkan oleh waktu
Ku ingin tetap melindungimu
Meskipun terpisah amat jauh..
Ku akan selalu menari
Untukmu yang sedang bersedih hati
Meski ragaku tak terbentuk lagi
Ku kan menjagamu hingga kita bertemu lagi
Meski yang kuberikan ini sama sekali tak berwujud
Ku ingin terus mendampingimu
Meski harus menunggu masa depan yang jauh
Ku kan tetap menunggu dirimu
Meskipun ku ini orang yang lemah
Ku ingin membuatmu terus bahagia
Layaknya bintang yang terang
Yang kan selalu menyinari dunia..
Puisi “Mizuhara” mengeksplorasi tema kesedihan dan kerinduan dengan sangat mendalam. Penyair berhasil menciptakan suasana melankolis yang menyentuh hati melalui penggambaran kesunyian dan kenangan yang terpendam. Barisan kalimatnya mengalir dengan lembut, menghadirkan gambaran yang jelas tentang cinta yang hilang, dan bagaimana kenangan tersebut tetap hidup meskipun fisik terpisah. Penggunaan metafora seperti ‘ombak yang jernih’ dan ‘bintang-bintang di angkasa’ memberikan nuansa puitis yang indah dan memperkaya pengalaman membaca. Namun, meskipun ide dasar cinta dan kerinduan bukanlah yang baru, cara penyampaian yang emosional dan puitis membuatnya terasa segar. Namun, ada beberapa bagian yang terasa repetitif, yang sedikit mengurangi kekuatan dari elemen kejutan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi pembaca dan menunjukkan keindahan bahasa yang digunakan.