Puisi Zainab Baudin Berjudul MINTA ZUHUD DUHAI DIRI 1 Bait 25 Baris
MINTA ZUHUD DUHAI DIRI
lupa,
lalai,
apa harta yang aku miliki?
keistemewaan apa yang aku kejarkan,
mana hati yang suci tanpa debu nafsu dan permintaan,
jodoh? bukan pada harta dan paras rupa,
jodoh pada takdir dari Tuhan,
jiwa aku sakit tanpa nasihat alim ulama,
nangis hatiku katanya kesunyian,
aku mahu pulang pada Tuhan,
dengan hati yang penuh tunduk,
dengan perasaan tanpa ketakutan untuk kehilangan,
kuatkah aku?
jika hidup ditakdirkan dalam kesusahan?
semuanya mengejar belari,
dendam, sombong dan bangga diri,
mengajar antara satu sama lain untuk memijak,
diumpat, dicaci, untuk rasa puas melihat kejatuhan,
dunia, dunia buat hatiku kering,
dunia buat aku tidak mempercayai manusia,
aku mahu mengenal Tuhan,
nafsu sering berkeinginan,
sehingga aku pilih tidur untuk melepaskan ruhku,
hingga aku bukan aku,
supaya aku dapat mengenalMu..
Puisi “MINTA ZUHUD DUHAI DIRI” berhasil menyentuh sisi emosional pembaca dengan ungkapan kerinduan yang mendalam untuk kembali kepada Tuhan. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat menciptakan nuansa kepasrahan dan pencarian spiritual yang sangat terasa. Selain itu, penulis dengan jujur mengungkapkan konflik batin antara keinginan duniawi dan kebutuhan spiritual, menjadikannya relevan dengan banyak orang yang mengalami dilema serupa. Namun, meskipun kejujuran tersebut sangat mengagumkan, terkadang pemilihan kata terasa repetitif dan dapat mengganggu aliran pembacaan. Keaslian ide tentang pencarian jati diri dan hubungan dengan Tuhan patut diacungi jempol, meskipun tema ini umum, penyampaian penulis memberi nuansa yang khas. Kedalaman makna yang terkandung dalam puisi ini sangat kuat, terutama dalam penggambaran kesepian dan kerinduan untuk kembali. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini sedikit kurang, karena alur dan tema yang diangkat cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, ini adalah karya yang menyentuh dan penuh makna, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal keindahan bahasa dan elemen kejutan.