Puisi R**a Berjudul Metamorfosis 7 Bait 31 Baris
Metamorfosis
Dimalam pekat kami terikat
Jatuh bersama sedu dan suka
Tertuang sari bunga di seloki perak
Terpanjat surat serta nubuat
Makhluk lemah lembek tak bertulang
Melata di sela sela semesta
Menggerakan kaki
Mengantukan jari
Menunggu cahaya
Hilang dalam terang
Tak perlulah kau tebang rimba
Hanya untuk ku kayu bakar
Tak pantas kau rajang makhluk
Hanya untuk ku pakaian pantas
Ku bertatap nyawa hidup dan mati
Menancap kaki
layang mimpi
Dan kaulah musuhku!
Serat takdir serupa kawan lama
Kan kuhantam tanpa ampun!
Kan kumakan!
Kutelan seutuhnya!
Tubuhku terjangkit terangsang
Sayap lembab mengerut berkedut
Ringkih rapuh menggigil
Kubentangkan!
Kuregangkan!
Regang lirih menantang langit sang matahari!
Sumpahku
Aku akan terbang
Lebih Tinggi lagi!
Puisi “Metamorfosis” menampilkan perjalanan emosional yang mendalam dengan penggunaan imaji yang kuat dan simbolisme yang kaya. Penyair berhasil menggambarkan perubahan dan perjuangan melalui metafora kehidupan dan kematian, serta harapan untuk terbang lebih tinggi. Ritme yang dinamis mengalir dengan baik, menciptakan suasana yang intens dan menggugah. Namun, ada kalanya penggunaan bahasa terasa sedikit berlebihan, sehingga dapat mengurangi kejelasan pesan yang ingin disampaikan. Meskipun demikian, keaslian ide tentang metamorfosis dan transformasi sangat terasa, memberikan nuansa baru dalam tema yang sudah umum. Kedalaman makna yang terkandung dalam puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan meresapi setiap bait, walaupun ada beberapa bagian yang bisa lebih dipadatkan agar lebih tajam. Di sisi lain, elemen kejutan muncul dalam perubahan perspektif yang tiba-tiba, menyiratkan ketegangan dalam proses metamorfosis itu sendiri. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang memikat, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.