Puisi PencilSpirit Berjudul Menapak Jejak Sang Nabi 5 Bait 16 Baris
P
Menapak Jejak Sang Nabi
© PencilSpirit
Malam ini tak sunyi,
Takbir menggiring gelapnya hati,
Kami yang ringkih memanggilMu ya ilahi,
Dekatlah dihati kami wahai yang mempunyai arsy,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Lhaaailahailallahu Allahu Akbar,
Allaaahu Akbar walillaaa ilham,
Merasakan airmata Ibrahim memegang belati,
Meresapi debar jantung Ismail serahkan diri,
UntukMu yaaaa Illahi Rabbi.
Esok hari penuh keberserahan diri,
Menapak kembali jejak Sang Nabi.
By. Pencilspirit
Di H28c, midnight, 14 oct 2013
Puisi “Menapak Jejak Sang Nabi” berhasil menyampaikan emosi yang mendalam melalui penggambaran spiritual yang kuat. Penulis menggunakan kata-kata yang kaya akan makna dan resonansi, menciptakan suasana yang seakan-akan mengajak pembaca untuk merasakan keberserahan dan kedekatan kepada Sang Ilahi. Penggunaan simbol-simbol seperti air mata Ibrahim dan debar jantung Ismail menambah kekuatan narasi, memberikan gambaran yang jelas tentang pengorbanan dan ketulusan. Meskipun terdapat keindahan dalam pilihan kata, ada beberapa bagian yang dapat diperhalus agar lebih harmonis dan padu. Dalam hal keaslian, tema yang diangkat merupakan hal yang umum dalam konteks religius, namun penyampaian penulis memberikan nuansa yang segar dan intim. Kedalaman makna puisi ini cukup tinggi, menggugah pemikiran tentang arti keberserahan dalam hidup. Namun, elemen kejutan kurang terasa, sebab struktur dan tema yang diambil cukup konvensional. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menyentuh hati, meski masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam pengungkapan estetikanya.