Puisi PencilSpirit Berjudul Minggu pagi 2 Bait 9 Baris

P
Minggu pagi
© PencilSpirit
Kapan kali terakhir kita merasakan mata yang memandangi sibuknya burung gereja,
hinggap diantara ruas pohon muda,
tarikan nafas lega sedalam dalamnya,
tak mendengar bunyi klakson dan getar motor menyala,
hanya bunyi ayam jantan dan burung gereja,
masihkah kita sempat menikmati dingin dan malasnya minggu pagi,
Mungkin disaat inilah, kebaikan, kejujuran, rendah hati, keikhlasan, ke pasrahan, kesabaran, empati, memperlihatkan segala potensinya,
yang mungkin telah lama terus-terusan dijejali pil tidur dan di nina bobok kan oleh keserakahan, kesombongan, intoleran, kemarahan, kebohongan, kepura-puraan.
Pencilspirit, Minggu pagi 13 okt 13
Puisi “Minggu Pagi” menyuguhkan suasana yang sangat intim dan menenangkan, seolah mengajak pembaca untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Penggunaan imaji burung gereja dan suara alam berhasil menciptakan atmosfer damai yang kontras dengan realitas kebisingan perkotaan. Penyair dengan cermat menyoroti nilai-nilai positif seperti kebaikan dan kejujuran yang terpinggirkan oleh sifat negatif manusia. Walau demikian, ada kalanya kata-kata terasa sedikit berlebihan dan bisa disederhanakan untuk meningkatkan keindahan bahasa. Keaslian ide tentang perenungan di pagi hari sangat kuat, namun kedalaman makna bisa lebih diperdalam dengan penjelasan yang lebih metaforis. Secara keseluruhan, puisi ini memberikan pengalaman emosional yang kuat dan mengajak kita untuk merenungi kembali nilai-nilai dalam hidup. Namun, elemen kejutan yang diharapkan dalam puisi ini kurang terasa, sehingga pembaca mungkin tidak menemukan twist yang menggugah pada akhir pembacaan.