Puisi PencilSpirit Berjudul Marhaban ya Ramadhan 5 Bait 10 Baris

P
Marhaban ya Ramadhan
© PencilSpirit
Bila malam terlalu kelam dan dingin,
Maka fajar adalah Ramadhan yang menjanjikan cahaya dan hangat.
Genggam saja dunia, namun istirahatlah sejenak,
Renungkan sejatinya manusia,
Ingat jalan kembali kelak.
Dari jendela ini kulihat hujan menerpa pepohonan,
Dari kalbu ini kulihat kasih,
Bahagia dan kebenaran.
Marhaban ya Ramadhan
Puisi ‘Marhaban ya Ramadhan’ berhasil menggugah perasaan dengan mengangkat tema spiritual yang intim dan reflektif. Penggunaan metafora malam yang kelam dan fajar yang menjanjikan cahaya menciptakan kontras yang kuat, menggambarkan perjalanan jiwa selama bulan suci. Elemen kesederhanaan dalam bahasa yang digunakan justru memperkuat pesan mendalam yang ingin disampaikan, yaitu pentingnya momen introspeksi dalam menjalani kehidupan. Namun, meskipun puisi ini menyentuh, ada kalanya penggunaan frasa terasa terlalu umum, yang sedikit mengurangi keunikan ide yang diusung. Kedalaman makna puisi ini tergolong baik, terutama dalam mengajak pembaca untuk merenungkan kembali tujuan hidup dan perjalanan spiritual. Namun, elemen kejutan tampaknya kurang terlihat, karena alur puisi mengikuti pola yang sudah sering kita temui dalam puisi-puisi bertema serupa. Secara keseluruhan, puisi ini sangat mengena dan layak diapresiasi, meski ada ruang untuk eksplorasi yang lebih mendalam dan orisinal.