Puisi Frans Elka Saputra Berjudul Luka 5 Bait 19 Baris
F
Luka
© Frans Elka Saputra
luka datanglah
hatiku siap menyambutmu
telah kubuka lebar ruang untukmu
irislah
tusuklah
remukkanlah
janganlah engkau segan sampai habis air mata darah
sembari aku mengingat suatu kisah
dimana yang seharusnya tak terjadi
namun akhirnya harus terjadi
sebuah kisah yang harus berakhir
namun tanpa harus kuakhiri
sesalpun tiada guna lagi
mencoba menahan beratnya siksa ini
namun apa daya
satu kakiku telah kau patahkan
mencoba bersampan
namun apa daya
dayungku pun kau patahkan juga
Puisi “Luka” dengan nuansa kesedihan yang mendalam berhasil menggugah perasaan pembaca. Penulis dengan cerdas mengungkapkan rasa sakit yang dialami, seolah mengundang luka itu untuk datang dan mengisi hati. Pilihan kata yang digunakan sangat kuat, menciptakan visualisasi yang jelas tentang penderitaan dan penyerahan diri. Namun, ada kalanya pengulangan frasa dan struktur kalimat yang panjang dapat membuat pembaca kehilangan fokus pada inti emosi yang ingin disampaikan. Meskipun demikian, kejujuran dalam ungkapan ini menunjukkan keaslian yang patut diacungi jempol. Dalam hal kedalaman makna, puisi ini menyiratkan refleksi mendalam tentang penerimaan akan luka dan kesedihan, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih jauh dalam tema. Elemen kejutan tampak kurang, karena alur yang dibangun mengikuti ekspektasi umum tentang kesedihan, namun kehadiran metafora yang kuat memberikan sentuhan artistik yang mengesankan. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang emosional dan menyentuh, meski masih ada potensi untuk penyempurnaan dalam penyampaian.