Puisi Wulan Sari Berjudul Lembayung Rindu 6 Bait 24 Baris
W
Lembayung Rindu
© Wulan Sari
Matahari mulai kembali ke peraduannya
Menghasilkan lembayung indah
Yang menghias angkasa raya
Sejauh mata memandang
Aku melangkah dengan lunglai
Setelah kudapati fakta mengiris hati
Tawa canda yang menghiasi hari
Kini direnggut suratan takdir
Jarak yang terbentang
Menghasilkan rindu yang terlarang
Dihiasi air mata
Dan sebuah keikhlasan
Setiap sudut ruangan ini
Membuatku terbelenggu rasa ini
Rasa rindu tak terbendung lagi
Pada kau pujaan hati
Perpisahan ini bukanlah cobaan
Tapi ini sebuah ketetapan
Yang mungkin juga sebuah ujian
Untuk sebuah kedewasaan
Walau aku tak dapat lagi
Melihat binar matamu setiap detik
Temukanlah diri ini
Diantara lembayung senja yang selalu kau sukai
Puisi “Lembayung Rindu” berhasil menangkap esensi kerinduan yang mendalam melalui gambaran visual yang indah dan emotif. Penggambaran lembayung senja sebagai simbol kerinduan menciptakan suasana yang penuh kehangatan sekaligus kesedihan. Penulis dengan mahir memadukan elemen alam dengan perasaan batin, yang membuat pembaca dapat merasakan ketegangan antara harapan dan kehilangan. Namun, meskipun puisi ini kaya akan deskripsi, alurnya terasa cukup linear dan tidak banyak menawarkan kejutan yang signifikan. Di sisi lain, tema perpisahan dan keikhlasan yang diangkat sangat universal, yang memungkinkan banyak orang untuk terhubung secara emosional. Penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis memberikan keindahan tersendiri, meski terkadang terkesan konvensional. Secara keseluruhan, “Lembayung Rindu” adalah sebuah karya yang menyentuh hati, meski bisa dibenahi dalam hal kebaruan ide dan elemen kejutan untuk memberikan dampak yang lebih kuat.