Puisi Frida Ayu Mandana Berjudul Kumerindu 5 Bait 23 Baris
F
Kumerindu
© Frida Ayu Mandana
Senja berlabuh dipundakku
Setelah berlayar jauh dilautan keruh
Mencari mutiara yang dulu pernah hilang
Terhantam cadas ia karam
Malam membuai anganku
Terisi oleh detak jam bertalu-talu
Sekuntum mawar mulai layu
Tertinggal jauh oleh waktu
Pagi buta mencium sukma
Menyambut buku jiwa yang hampa
Bisikan dan harapan menjadi pinta
Terhimpit ruang dan waktu untuk berkata
Aku merindukanmu,
Seperti kumbang merindukan bunga
Menantinya mekar kembali
Aku merindukanmu,
Seperti senja merindukan malam
Menunggu cakrawala menggulung Bumi
Aku merindukanmu,
Seperti malam kelabu
Dirajuk bulan yang bersembunyi
Dan aku merindukanmu,
Antara pagi, senja dan malamku................
Puisi “Kumerindu” berhasil menangkap nuansa kerinduan yang mendalam dengan penggunaan metafora yang kuat dan imaji yang kaya. Penulis menggabungkan elemen waktu dengan emosi yang universal, menciptakan jembatan antara pengalaman pribadi dan perasaan kolektif. Ungkapan kerinduan yang diumpamakan dengan berbagai elemen alam, seperti kumbang dan bunga, serta senja dan malam, memberikan dimensi yang indah dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna di balik setiap kata. Meskipun demikian, ada beberapa bagian yang terasa repetitif, yang mungkin dapat diperbaiki dengan variasi dalam pilihan kata atau struktur. Secara keseluruhan, puisi ini memancarkan keindahan dan kedalaman emosional yang mengesankan, menjadikannya karya yang layak untuk diapresiasi dengan penuh rasa. Pemilihan kata dan ritme puisi ini juga menunjukkan keahlian penulis dalam merangkai bahasa, meskipun ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam hal kejutan naratif. Namun, kerinduan yang diekspresikan dengan tulus tetap menjadi inti yang kuat dari puisi ini.