Puisi Rifka Rahmah Berjudul Kopi Pembius 1 Bait 15 Baris
R
Kopi Pembius
© Rifka Rahmah
Kembali aksaraku tak berkutik
Mencoba bemain dalam khayal
Kita duduk berhadap dan hanya menatap
Dengan ditemani oleh secangkir kopi hitam
Kita larut dalam canda tawa
Kau bersandar dalam dekapanku yang hangat
Dan tak lupa
ku petik gitar klasik milik ku
dengan nada khasnya
yang membuat suasana semakin tenang
oh ya ..
lagunya pun , lagu kita
kaupun terlelap dalam dekapan
aku mencoba membiarkanmu
menikmati kebahagiaan di alam mimpi.
Puisi “Kopi Pembius” menggugah rasa nostalgia dan kehangatan melalui penggambaran sederhana namun kuat tentang momen-momen berbagi antara dua insan. Penggunaan kata-kata yang mengalir lembut menciptakan suasana yang intim, seolah pembaca diajak untuk turut merasakan kedekatan yang terjalin dalam kehangatan secangkir kopi. Namun, meskipun nuansa yang dihadirkan sangat menenangkan, ada beberapa bagian yang terasa kurang eksploratif dalam hal penggunaan bahasa. Beberapa frasa terasa klise dan dapat diperkuat dengan imaji yang lebih segar. Ide dasar tentang momen kebersamaan ini cukup universal, tetapi penulis dapat memberikan sentuhan yang lebih orisinal untuk menonjolkan keunikannya. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi pembaca, meski dengan ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam aspek keindahan bahasa dan kedalaman makna. Dengan sedikit sentuhan kreatif, puisi ini berpotensi menjadi lebih mendalam dan mengejutkan.