Puisi anonym Berjudul Kasak Kusuk 2 Bait 19 Baris
Kasak Kusuk
Aku mungkin hanya bisa menuliskan lagu sedih
Yang mengingatkanku pada usaha kita yang sia-sia
Juga semua lagu yang pernah kita dengar bersama
Yang memaksaku untuk terus mengingatmu
Mengapa mencintaimu begitu rumit?
Sementara di luar sana orang-orang sibuk memperdebatkan calon presiden yang baru, mencari penemuan terbarukan atas rumus fisika nuklir,
atau teknologi yang kian tak terkejar.
Sedang aku masih saja terjebak pada cinta lama, luka lama
Ada benarnya juga
apa yang selalu kita perdebatkan selama ini
Mengapa kita mesti bertemu,
mengapa pula kita mesti tak bertemu
Hidupmu berjalan menjauhi hidupku
dan hidupku berjalan menjauhi diriku sendiri.
Bisakah aku menatapmu dengan kebencian?
Dengan dendam?
Kau katakan itu cinta,
itu cinta yang memancar dari mataku,
sedang itu adalah luka bagiku.
Puisi “Kasak Kusuk” berhasil menangkap kompleksitas emosi yang dialami oleh penyair, terutama dalam menghadapi cinta yang telah berlalu. Penggunaan frasa seperti “mengingat lagu sedih” serta “terjebak pada cinta lama” menggambarkan perasaan kerinduan dan kesedihan yang mendalam. Penyair dengan cermat menciptakan kontras antara dilema emosional dan hiruk-pikuk dunia luar, yang memberikan dimensi tambahan pada puisi ini. Keberanian untuk mengakui kerentanan dan kebingungan dalam cinta memberikan kekuatan yang autentik pada karya ini. Walaupun demikian, ada beberapa bagian yang terasa sedikit repetitif dalam penekanan rasa sakit, yang bisa diolah lebih bervariasi untuk meningkatkan daya tarik. Secara keseluruhan, puisi ini memiliki keindahan bahasa yang memikat dan kedalaman makna yang kuat, meskipun elemen kejutan bisa lebih ditingkatkan untuk meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca.