Puisi Muhammad Arkananta fadhlurrohman Berjudul Ibunda 7 Bait 27 Baris
M
Ibunda
© Muhammad Arkananta fadhlurrohman
Ibunda
Ibu.......
Kaulah malaikat ku
Malaikat yang slalu menemani ku.
Yang slalu ada untuku
Disaat ku sedih dan senang ku.
Ibu.....
Kau bagaikan sinar matahari
Yang menyinari bumi ini
Tanpa mengharapkan imbalan sedikit pun dari bumi.
Ibu......
Semua umur mu
Kau berikan hanya untukku
Semua keringat mu hanya untukku
Kaulah pelindung ku
Kaulah pelita ku
Disaat ku ketakutan
Didalam kegelapan
Ibu....
Maafkanlah anakmu ini
Yang sering menentang mu
Maafkanlah anakmu ini
Atas semua kesalahanku padamu
Terima kasih ibu
Atas semua jasa-jasa mu
Yang telah kau berikan untukku
Aku sayang padamu ibu
Puisi “Ibunda” menyampaikan ungkapan kasih sayang yang mendalam terhadap sosok ibu, disertai dengan perasaan syukur dan permohonan maaf. Penggunaan metafora “malaikat” dan “sinar matahari” berhasil menggambarkan betapa pentingnya peran ibu dalam kehidupan penulis. Namun, meskipun emosi yang terkandung dalam puisi ini cukup kuat, gaya penulisan yang repetitif dan sederhana mungkin dapat mengurangi keindahan bahasa puisi. Keaslian ide tentang kasih sayang kepada ibu sudah banyak dieksplorasi dalam sastra, sehingga puisi ini tidak menyajikan perspektif baru. Kedalaman makna terletak pada pengakuan kesalahan dan rasa syukur, meskipun masih bisa dieksplorasi lebih dalam lagi. Elemen kejutan tidak hadir dalam puisi ini, yang berfokus pada tema umum namun tetap relevan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati, tetapi masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam aspek bahasa dan ide.