Puisi Legiman Partowiryo Berjudul Hujan yang Melukiskanmu 6 Bait 6 Baris
Hujan yang Melukiskanmu
setiap awan yang menampung kenangan akan selalu bermurah hati untuk mencurahkannya saat musim hujan bertandang.
seperti hari ini, hujan di kotamu kembali menyaji alinea yang pernah kita tinggali dan setiap jalan akan menggenangkan ingatan yang pernah kulewati saat aku pulang sembari memutar kisah tentang hari yang kita lewati bersama senyuman dimana waktu menjadi kita yang tunggal.
lagu yang merindukanmu seperti bebatuan yang tercecer darahku dan mengalir lalu menggiringku kembali kepada hilir, tampat seharusnya kita menyuara menuju muara.
duhai perempuan mei, batinku yang tak lagi tunggal tak ingin di kasihani sebab dengan menantimu untuk sekali sua cukup menjadi bara bagaimana caraku ingin memeluk kenangan itu.
tunggulah malam ini, dengan sebatang lilin, akan kucairkan biru dari jiwaku yang pengap akan rindu arti keberadaanmu.
dan jika aku bertemu lagi denganmu yang kini serupa imaji, maka akan kusudahi perih ini dengan memintamu jangan pergi, untuk sekali saja.
Puisi “Hujan yang Melukiskanmu” berhasil menggugah emosi pembaca dengan gambaran yang kuat dan mendalam tentang kerinduan. Penulis menggunakan hujan sebagai simbol dari kenangan, menciptakan hubungan antara cuaca dan perasaan yang dialami. Pemilihan kata-kata yang puitis, seperti “sebatang lilin” dan “cairkan biru dari jiwaku”, menunjukkan keindahan bahasa yang memikat. Namun, meskipun ide tentang hujan dan kenangan bukanlah hal baru, penulis berhasil mengemasnya dengan cara yang unik, menjadikan puisi ini terasa segar dan orisinal. Kedalaman makna juga tampak jelas, dengan penekanan pada perjalanan emosional yang kompleks dan keinginan untuk menghidupkan kembali momen-momen berharga. Elemen kejutan di akhir puisi memberikan dampak yang kuat, meninggalkan pembaca dengan rasa harapan dan kerinduan yang mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang indah dan menyentuh hati, meskipun masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam penyampaian ide.