Puisi Fiana Berjudul Hidup Hanya Sekali 3 Bait 12 Baris
F
Hidup Hanya Sekali
© Fiana
Manusia kadang lupa bahwa hidup hanya sekali
Dengan bangganya berjalan di atas dunia yang dipenuhi rasa iri dan dengki
Menyombongkan diri tanpa tahu diri
Membuat alam semesta tertawa menahan geli
Tidak sadarkah bahwa dunia ini fana
Tidak sadarkah bahwa dunia sebentar lagi akan binasa
Entah surga atau neraka
Atau bahkan lebih buruk dari mereka
Sungguh sayang Sungguh malang
Kau kalah dari sebuah ilalang
Yang tiada hentinya bertasbih dari pagi hingga petang
Tanpa perlu di tekan atau bahkan terkekang
Puisi “Hidup Hanya Sekali” berhasil menyentuh tema universal yang relevan dalam kehidupan manusia, yaitu kesadaran akan keterbatasan waktu dan perlunya introspeksi. Dengan gaya bahasa yang lugas namun penuh makna, penulis menggugah pembaca untuk merenungkan tindakan dan perilaku mereka di dunia ini. Kontras antara kebanggaan manusia dan kesederhanaan ilalang yang “bertasbih” menjadi simbol yang kuat, menyoroti betapa seringnya kita terjebak dalam kesombongan. Meskipun puisi ini menyampaikan pesan yang mendalam, ada beberapa bagian yang terasa repetitif dan bisa ditingkatkan untuk mencapai ritme yang lebih harmonis. Secara keseluruhan, puisi ini memberikan dorongan yang kuat untuk merenungkan eksistensi dan nilai hidup, menjadikannya karya yang layak diapresiasi.