Puisi Polikarpus Berjudul Bencana asap 6 Bait 22 Baris
P
Bencana asap
© Polikarpus
Tiada asap tanpa api
Hutan kami telah dikebiri
Dengan cara yg tak manusiawi
Oleh orang-orang berdasi
Mereka musnakan dengan api
tanpa memikirkan hidup kami
Asap telah melanda ke seluruh negri
Tiada lagi oksigen yg kami konsumsi
Bisa bisa kami akan mati
Asap memberi banyak rugi
Paru-paru diserang tanpa negosiasi
anak-anak menjerit sampai ke hati
Beraktifitas di luar rumah itu cari mati
Pendidikan kami terhenti
Sampai bencana ini teratasi
Tak ada yg bisa kami beri
Hanya doa tulus suci
Dari lubuk hati
Jangan sampai ini terulang lagi
Untuk yang kesekian kali
Karena ini bukan salah kami.
By: @carpuss
Puisi “Bencana Asap” karya @carpuss berhasil menyampaikan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat akibat bencana lingkungan yang berkepanjangan. Dengan penggunaan bahasa yang lugas dan langsung, penyair membangkitkan emosi yang mendalam, terutama ketika menggambarkan penderitaan anak-anak dan dampak negatif terhadap pendidikan. Metafora “tiada asap tanpa api” di awal puisi menciptakan jalinan yang kuat antara sebab dan akibat, sedangkan frasa “hutan kami telah dikebiri” menegaskan rasa kehilangan yang dialami. Meskipun terdapat kekuatan dalam penyampaian pesannya, ada beberapa bagian yang terasa repetitif dan dapat diperhalus untuk lebih mengesankan keindahan bahasanya. Namun, keaslian ide yang diangkat sangat relevan dengan kondisi saat ini, menciptakan resonansi yang dalam bagi pembaca. Kedalaman makna puisi ini mengajak kita untuk merenungkan tanggung jawab kita terhadap lingkungan, meski elemen kejutan dalam penyampaian masih dapat ditingkatkan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah seruan yang kuat untuk perubahan dan kesadaran sosial.