Puisi Inggil Puri Pramesti Berjudul Bayang di Batas Senja 3 Bait 13 Baris

I
Bayang di Batas Senja
© Inggil Puri Pramesti
Langkah terseret di bawah temaram,
Segala terulang, tak beranjak dari perih.
Tawa terkikis, sunyi menyusup halus,
Konsekuensi datang tanpa isyarat halus.
Amarah? Untuk apa bergejolak?
Diam menjadi puisi tanpa kata,
Dalam jejakmu yang berpadu dengan bayang,
Temankah, atau rasa yang mulai kau ukir?
Jika ia menjadi pilihanmu,
Bukan aku yang kau genggam,
Biar waktu menyingkap rahasia,
Nikmati saja detik yang tersisa,
Meski tak selalu sesuai mimpi di langit senja.
Puisi ‘Bayang di Batas Senja’ menggambarkan keheningan dan keputusasaan dengan kekuatan emosi yang mendalam. Bahasa yang digunakan memukau dengan penggambaran yang indah namun penuh kesedihan. Meskipun tema keheningan dan keputusasaan sudah umum, penulis berhasil membawa sentuhan keaslian dengan cara yang cukup segar. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan tentang arti dari kesendirian dan perpisahan. Namun, dalam hal elemen kejutan, karya ini mungkin sedikit kurang dalam memberikan kejutan yang benar-benar mengejutkan pembaca. Secara keseluruhan, ‘Bayang di Batas Senja’ adalah pengalaman emosional yang kuat dan indah dengan ide yang orisinal namun mungkin sedikit kurang dalam elemen kejutan.